Saya ingat seorang sosok petuah kampung, seringkali dijuluki guru tanpa gelar Sarjana.
Pesan-pesan moralnya cukup menggelitik, banyak yang tak peduli nasehatnya akhirnya gagal bertubi-tubi.
Satu hal yang membuat saya kagum pada beliau adalah tenang menyikapi masalah, tuturnya sangat mengibahkan, menunutun ke jalan Iman.
Satu waktu kami duduk bersama, beliau infakkan pengetahuanya kepada saya tentang hakekat kehidupan, bagaimana mengenali diri kita.
Subuh yang sepih bintang perlahan hilang ditelan sang Fajar. Kata-kata beliau memecah hening, letupan-letupan kecil morantak dalam Pikiran saya.
Sekali hentakan Kata, rasa bersalah dalam diri hancur berkeping. Kesadaran pun muncul dan mencekap diri agar tak lagi mengulangi perbuatan merusak diri.
Satu kalimat saya simpan dalam rak pikiran saya dan utuh sampai detik ini adalah tentang Keputusan.
Beliau pernah berpesan "Nak Allah SWT Itu Memberi isyarat Ke dalam hati Kita, Jadi Ikutlah kata hatimu ketika hendak mengambil satu Keputusan".
Menurut Beliau "Setiap Keputusan Manusia terdapat Bisikan Tuhan di dalamnya". Seperti Petir menyambar tubuh saya, ketika hentakan kalimat itu terlontar dari Mulut Beliau.
Kebaikannya selalu tertanam kedalam fondasi keimana yang sulit dimengerti oleh siapapun. Saya merasa hampir tak ada nilai apa-apa kalau hanya sekedar berterima kasih dalam bentuk materi. Sebab Kemampuan seorang Guru tak bergelar sarjana yang satu ini tak tergantikan oleh apapun.
Saya sering merenung dalam diam panjang, beliau telah mengubah diri saya, Bahkan hidup saya melalui nasehat-nasehatnya.
Tak hanya saya, ada beberapa sahabat karib saya pun pernah berucap kepada saya. Bahwa beliau (Sang Guru Tanpa Gelar Sarjana) punya jasa besar tehadap mereka.
Kepribadian beliau patut dicontohi, Keimanan beliau terhadap Islam begitu mempuni membuat beliau menjadi sosok pribadi manusia yang berbeda dengan Pribadi lainya Di Kampong (Desa).
Saat ini beliau telah tiada, dan sudah sejak lama pergi menghadap sang Ilahi. Tetapi Beliau selalu hadir dalam jiwa dan batin saya ketika mengingat-ingat nasehat beliau yang telah mengakar ke dalam sanubari sampai detik ini.
Setiap Jidat Saya tunduk diatas persada (Sholat) Allah. Selalu bermohon pada Sang Robby agar selalu menempatkan beliau kedalam Firdausnya.
Semoag Khusnul Khotimah Sang Guru Tanpa Gelar Sarjana.
Wassalam....!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar