Pada tanggal 7 Desember 2015, Lahir dengan sempurna, menangis seperti bayi pada umunya, sebagai tanda ia telah datang di dunia setelah sekian lama tumbuh dalam alam Rahim seorang ibu.
Sejak itu, Nampak wajah seluruh keluarga berseri memenuhi ruangan bersalin, satu persatu saling menatap bahagia menyambut datangnya sang permata.
Ditengah kebahagian itu, ada satu suasana terasa ganjil, Kelahiran seorang Malaikat, lucu dan menggemaskan itu tanpa didampingi ayah. Sebelumnya, ayah meminta maaf karena Ayah sedang diperantauan.
Ayah sedang berjuang ditengah kerasnya ibu kota (Jakarta). Lima belas hari pasca kelahiran, saya memutuskan kembali menjenguk buah hati kami tercinta. Sejak itulah, Seorang malaikat yang lucu dan imut itu, Kami beri Nama Muhammad Zafran.
Bukan tanpa makna, sebab nama adalah sebuah tanda. Setiap manusia memiliki rahasia, yang termaktub dalam namanya. Ada satu nama yang selalu menginspirasi bagi setiap orang Islam untuk memberi nama depan bagi anak-anak mereka, Yakni Muhammad.
Bayi mungil dan Lucu itu kami diberi nama, Muhammad Zafran. Zafran sendiri artinya pemenang. Jika digabungkan artinya, Muhammad Sang Pemenang.
Waktu kian berlalu, Muhammad Zafran tumbuh besar, Merangkak lalu berjalan seperti anak-anak pada umumnya. Aktif, pintar,suka ngambek (Pang Maraju), suka marah-marah.
Sejak itu, Zafran telah memasuki usia lima tahun lebih, saya dan ibunya memutuskan untuk menyekolahkanya di PAUD Kartika Jaya Mandaong Bacan Selatan.
Kami sangat bahagia, meski di sekolah, Zafran termasuk siswa pendiam dan pemalu, tapi soal kemampuannya, tak kalah penting dengan siswa lainya. Beberapa moment paling lucu adalah, ketika pulang, di atas motor ia selalu memberi protes.
"Papa, Sekolah satu pe panas, Tara ada kipas angin Kong. Baru Ibu guru tu dong marah-marah turus". Protesnya terdengar lucu, namanya juga anak kecil..
Setelah setahun selesai sekolah di PAUD Kartika Jaya, Kami memutuskan untuk menyekolahkanya di Sekolah Dasar Negeri Papaloang.
Saya dan ibunya, Sangat bahagia, melihat anak semata wayang, buah hati kami tercinta telah tumbuh besar, kini telah mengenakan seragam Merah Putih. Waktu terus berlalu, seperti biasa, antar dan menjemput adalah rutinitas saya dan istri tak pernah alpa.
Satu waktu, saya lagi sibuk, di seberang, beberapa hari kemudian saya ditelfon sama ibunya. "Abi, Ke Bacan dulu, Zafran dia sake" tidak seperti biasanya, suara ibunya terdengar sangat Meluluh.
Saya diam, dan Bergumam. "Kayanya, Zafran dia Sake Serius" saya pun bergegas cek rute kapal Veri ke Bacan. Sore itu juga saya tiba dirumah, dari depan pintu sudah terdengar suaranya merintih.
Kami saling berpelukan, ia menangis sangat keras, entah ia sangat merindukan saya, atau bisa jadi ini adalah tanda, bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.
Waktu itu, tepat pada tanggal 27 Juli 2022 Tubuhnya telah Kaku, tatapnya telah membatu, Sebagai pertanda, Lelaki berumur 7 tahun, Lucu, suka protes dan Pemarah itu Pergi untuk Selama-lamanya.
Selamat Jalan Nak Zafran, engkau masih belia, belum ada noda dan dosa, engkau akan ditempatkan di surganya Allah, bersama Nabi Ibrahim beserta seluruh keluarganya.
Jika suatu kelak, ayah dan ibu telah kembali, kembali ke jalan yang telah engkau dahului, semoga engkau menjadi penolong bagi kami. Doa kami selalu menyertaimu. Nak Zafran, Kau tak akan pernah hilang dan memori hidup kami, engkau tak akan pernah hilang dari perasaan cinta untuk memilikmu, meski engkau telah Abadi.
Selamat Jalan, Muhammad Zafran.
Telah Genap satu tahun, engkau memulai hidupmu dalam dunia Mu Yang Baru.
Innalillahi Wainnailaihi Raziun.
(Segala kepunyaan Hanya Miliknya, akan kembali kepadanya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar