POLITIK merupakan seni mengabadikan diri manusia. Mengabadikan diri merupakan seni untuk dikenang oleh sesama warga negara dan dicatat sejarah karena jasa-jasa dan Prestasi dalam membangun kehidupan Bersama Hanna Arent Dalam Haryatmoko (2003).
Politik merupakan salah satu proses sosial yang berlangsung dan difasilitasi oleh negara melalui lembaga-lembaga independent (KPU,BAWASLU). Tujuan dari proses politik itu sendiri secara akademis adalah melayani, mengayomi, dan melindungi. Artinya, politik merupakan suatu instrumen sangat penting digunakan sebagai asas pokok pada setiap pengambilan keputusan.
Tetapi, relitas sosial terjadi, masih jauh dari hakekat dan makna politik yang sesugguhnya. Pasalnya, antara demokrasi dan politik berlangsung kurang seimbang. Para aktor-aktor politik dan para elit-elit penguasa sengaja mendistorsi dinamika sosial untuk melindungi Status quo.
Kita tentu sangat Tahu, tentag Fakta-fakta politik yang terjadi mulai dari pusat ke daerah. Pemilihan Umum Legislatif, Pemilihan Presiden, Bupati, walikota dan gubernur sayarat non demokratis.
Intrik-intrik dilakukan para aktor politik bersyarat bebas nilai demi sebuah cita-cita, yakni merebut tampuk pemimpin. Visi terselubung seperti ini melukai tatanan nilai dalam berdemokrasi. Kecurangan pada setiap Pemilu selalu menjadi Cover demokrasi. konon, indonesia sebagai negara demokrasi ketiga setelah Amerika dan india.
Namun, Fakta yang terjadi, indonesia masih dirundung masalah kesenjangan pembanguna semakin parah. Padahal, secara teoritik bahwa demokrasi adalah saluran ekpresi setiap orang dalam menyalurkan kebebasanya.
Sejatinya, demokrasi indonesia tergolong mapan secara Prosedural. Akan tetapi prosedur pemilihan umum belum mencerminkan asas pemilu yang sesungguhnya. Watak Para politisi pemburu kekuasaan sesekali memainkan skenario-skenario busuk. Pada ahirnya merusak hasil-hasil pemilu yang demokratis.
Satu alasan menurut saya, setiap pemilihan tak melahirka pemimpin yang mengabdi secara baik kepada kepentingan umum karena, masih banyak partisipasi politik cacat mental. Seratus ribu satu suara adalah trik kotor yang sering dipraktekkan atau disebut dengan "Money Politik".
Selain itu, mininya upaya dan proses pendidikan politik dikalangan masyarakat akar rumput. Sehingga dapat memicu Persepsi naif dalam menentukan Pilihan.
Persaingan politik ibarat bertempur di medan perang. Membunuh sebelum dibunuh adalah satu asumsi laten yang digunakan oleh para aktor-aktor politik. paraktek perpilitikan pada era kekinian jaih dari bentuk edukasi nilai. Semua pendidikan politik secata kasat mata melahirkan budaya baru.
Menurut saya, persoalan demikian akan mengotori imajinasi anak muda, yang bakal hentikan dimensi-dimensi produktif mereka. Mengapa sebagian orang bangga ketika bercokol didunia politik, sedangkan yang lainya tersipu malu terjun ke duania politik.
Tugas para cendekia intelektual adalah upaya mengembalikan marwah politik dimata generasi muda agar tidak melihat politik sebagai sudut pandang yang haram.
Politik itu kotor, politik itu pangung sandiwara para elit penguasa. Dramatisasi adalah hobi penguasa dalam rangka melindungi Tahtanya. Hak-hak masyarakat terabaikan begitu saja, pemilihan umum pada akhirnya mencetak generasi Atau pemimpin hipokrit. Politik dan demokrasi tidak lahirkan pemimpin negarawan, justru melahirkan tokoh-tokoh politisi muda yang haus kekuasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar