Mengislamkan Pikiran

Sebelum masuk kedalam diskusi panjang lewat tulisan ini. Saya menegaskan bahwa saya seorang islam, percaya kepada Allah SWT, Al Qur'an sebagai pedoman Hidup saya, Rasulullah adalah Nabi yang selama ini ku Yakini sebagai utusan Tuhan, membawa kebenaran dari langit. Misinya utamanya bukan mengislamkan semua Umat manusia, tetap mengajak seluruh manusia untuk kembali ke jalan lurus, jalan yang diridhoi Allah SWT.
Saya percaya bahwa selain islam, agama lain pun memiliki ajaran yang sama, melarang mencuri, membunuh, dan perbuatan lain yang bertentangan. Tidak mengakui agama lain, dan merasa agama sendiri lebih benar adalah fenomena keberagamaan manusia, hal itu harus diakui, sebab manusia selalu mempunyai kelemahan dalam menafsirkan kebenaran. Menafsirkan kebenaran beragama hanya karena berbeda dalam beribadah adalah sebuah kekeliruan yang perlu dibenahi.
Kata Alamarhum Gusdur menegakkan kebenaran atas dalil agama, takut akan ancaman masuk neraka, takut jangan sampai tuhan marah. Tuhan tak perlu dibela, sebab tuhan itu tidak dibela sekalipun tahta ketuhanan, wibawa sebagai penguasa alam semesta tak akan pernah pudar. Sedangkan menurut Haidar Bakir, agama diturunkan oleh tuhan melalui para nabi dan rasul bukan demi tuhan, agama itu diturunkan tuhan untuk pedoman hidup manusia. Sebab menurut seorang pakar psikologi Sigmund Freud bahwa manusia mempunyai karakter kebinatangan, didalam diri manusia terdapat permufakatan jahat. Tentu benar adanya bahwa agama itu untuk manusia, bukan untuk tuhan.
Tuhan jauh lebih sempurna, bahkan kesempurnaan tuhan itu tidak bisa diukur melalui nalar manusia. Kebenaran bagi manusia itu sebenarnya tidak ada, kebenaran digunakan untuk mengadakan makna ketidak benaran. Tak perlu berapi-api berikrar membela kebenaran, melindungi agama demi tuhan.
Yang lebih lucu menurut saya adalah ketika orang-orang islam membela islam, lalu menyudutkan agama lain, karena alasan agama lain tidak benar, agama sangat benar cuma islam. Sebagai seorang manusia yang dibekali akal pasti mengerti, bahwa kita tak boleh semena-mena memaksa orang lain memakan makanan yang ia tidak sukai hanya karna demi kita yang senang.
Kita pun tak boleh dengan angkuh berkata bahwa kita orang islam lebih mulia dimata tuhan, daripada orang lain yang tidak menganut islam. padahal ukuran keislaman seseorang bukan sekedar diungkap melalui kata-kata, tetapi harus melalui perbuatan-perbuatan nyata. Tindakan nyata sekalipun tak bida jadi ukuran mutlak bahwa kita orang paling beriman.
Kadar dosa dan pahala hanya bisa diketahui oleh sang maha kuasa. Dialah yang maha tahu atas semua niat dan perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari. Tindakan menghakimi, memberi label kafir pada orang lain hanya karna dia bukan orang islam. Lalu yang menjadi pertanyaan buat kita adalah, seberapa besar sih keislaman kita, sehingga kita dengan sikap membabi buta menjastifikasi orang lain seakan-akan jadi penghuni neraka di kehidupan abadi nanti.
Tak satu orang pun mampu memprediksi apakah kita masuk surga Atau neraka. Agama itu akal, agama itu cinta, artinya, percuma kalau kita mengaku beragama tetapi perilaku kita tak mencerminkan sebagai manusia, tak ada cinta dalam diri, dan tak ada kekuatan akal yang mengendalikan diri.
islam, Kristen, hindu, Budha, adalah agama yang mengajarkan kita tentang nilai-nilai kehidupan. Keyakinan yang membungkus kita hanyalah suatu perkara akal. Hati, persaan, dan roh menurut saya adalah unsur-unsur yang hampir dimiliki oleh semua mahluk hidup. Hanya saja manusia merupakan mahluk lebih mulia dimata tuhan, karna yang membedakan manusia adalah akal.
Akal membuat kita kenal tuhan lewat keyakinan terhadap agama. Dengan cinta kita saling berbagi hidup antar sesama. Soal keyakinan terhadap agama adalah urusan tuhan dan manusia, bukan manusia dengan manusia.
Jangan pernah berdalil membela agama tuhan, membela keyakinan, sebab kita tak ubahnya benda mati. Lalu tuhan hidupkan jiwa dan jasad ini dengan roh. Jika jasad tak bisa diagamakan, setidaknya akal kita beragama. Agama yang saya maksudkan disini bukan hanya islam, kita juga berakal dengan agama lain. Sebab apapun agama didunia ini, semuanya berasal dari tuhan..


Wasssalam.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Genap Satu Tahun, Lelaki Pemarah dan Suka Protes itu Kembali Untuk Selamanya

Pada tanggal 7 Desember 2015, Lahir dengan sempurna, menangis seperti bayi pada umunya, sebagai tanda ia telah datang di dunia setelah sekia...