Kita tak perlu heran, ketika hadirnya media massa turut merubah mainstream kehidupan di dunia sosial, politik, agama dan budaya. Indonesia sebagai negara demokrasi, dan media massa merupakan pilar ke empat demokrasi patut membimbing demokrasi ke arah kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
Saya sengaja memilih topik "Demokrasi dalam Media Massa" ini sudah sangat sesuai dengan kondisi sosial yang ada. Di era Orde baru masyarakat sangat sulit menyampaikan pendapat, sistem pemerintahan sangat sentralistik berdampak pada bunkamnya demokrasi kita. Reformasi telah merobohkan dinding pembatas kekuasaan orde baru, orde reformasi lahir sebagai solusi membangun kehidupan bernegara yang lebih demokratis.
Kehadiran media massa dapat membawah masyarakat ke arah kehidupan lebih demokratis. Partisipasi masyarakat terhadap politik menemui titik keseimbangan, masyarakat menggunakan media massa sebagai akses untuk menyampaikan aspirasi atau kepentingan umum masyarakat. Masyarakat mulai cerdas memahami maksud dan tujuan daripada berdemokrasi itu sendiri.
Hanya saja, yang menjadi persoalan pelit bangsa indonesia di mata masyarakat bahwa demokrasi belum berbuah manis. Para aktor politik yang lahir dari hasil proses demokrasi belum mamfasilitasi kepentingan secara baik dan benar.
Sejauh ini kita dapat melihat secara nyata, demokrasi yang berlangsung di daerah melalui PEMILUKADA masih sangat Proseduralistik. Berbicara soal prosedur saya kira sudah sangat ideal, tetapi kita tak mungkin memahami demokrasi hanya sebatas masyarakat menggunakan hak pilih dalam memilih seorang calon kepala daerah, legislatif dan presiden secara bebas dan langsung saja.
Tetapi demokrasi harus di terjemahkan secara komprehensif dan rasional. Sebab di dalam demokrasi bukan hanya bicara soal memilih siapa yang terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar