Iya, Judul yang saya angkat kali ini tentang "Lonceng Kematian Agama". Tentu saya punya cukup alasan, meskipun judulnya sedikit mengugat. Bisa jadi realitas kekinian tidak seperti itu. Tapi kita harus menjawab dengan jujur bahwa agama perlahan pudar di tengah kehidupan sosial yang semakin rumit.
Pernah terjadi perdebatan sengit di berbagai media Massa ketika Presiden indonesia dalam sebuah acara, memberikan sambutan sedikit kontoversial. Joko Widodo meminta agar politik dan agama harus dipisahkan sehingga tidak terjadi tumpang tindih nilai.
Entah kenapa, seorang presiden gagal pahami antara teks dan konteks antara politik dengan agama. Negara ini akan mengalami kebuntuan panjang jika memisahkan antara agama dan politik. Publik sontak kaget, situasi politik dalam negeri kian tidak kondusif seperti ini, agama seharusnya jadi bengkel moral bagi negara.
Jauh sebelum, Joko Widodo melontarkan kalimat kontrafersi tersebut, agama dan politik sudah bercerai sejak lama. Tanpa ada sebuah tekanan agar tidak membaurkan esensi agama kedalam politik pun, realitas telah terbukti demikian.
Tidak jarang kita mendengar, budaya korupsi semakin fulgar saat ini. Alasanya cukup sederhana, para pelaku korupsi tidak mempunyai bekal moral yang kuat. Sulit meletakkan agama di pundak tanggung jawab sebagai pejabat negara.
memang, sebuah negara demokrasi, politik itu sangat penting. Secara ekstrim politik di terjemahkan sebagai sebuah proses merebut kekuasaan. Oleh karena itu, sangat sering kelompok tertentu menghalalkan segala cara demi suatu kepentingan.
Pada posisi ini, agama sangat dibutuhkan dalam rangka menata kembali sistem yang berasaskan keadilan, kejujuran. Mengapa saya lebih senang menggunakan lonceng Kematian agama. Kalau kita pernah menelusuri jejak pemikiran Nitzhe yang memproklamirkan kematian tuhan.
Argumentasi ilmiah Nitze meskipun sempat memicu perdebatan sengit para kalangan ilmuan dunia. Tetapi, kalau di letakkan kedalam bingkai Keilmiahan, disesuaikan denga perubahan sosial yang ada. saya sangat setuju jika Nitzhe telah mengatakan tuhan telah mati.
Tuhan telah mati dalam kaca mata Pemikiran Nietzhe adalah benar. karena manusia sendiri tidak pernah menganggap tuhan itu ada. Mengabaikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, itu sudah merupakan barang bekas. Puing-puing mitos hasil rekayasa sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar