Tantangan Demokrasi di tengah Berkembang Media Massa Moderen

Saat ini kita sedang berada di dunia yang penuhi dengan bermacam-macam terobosan teknologi industri media massa. Separuh kehidupan kita di era moderen di atur oleh teknologi informasi maupun komunikasi. Fenomena globalisme terlihat nyata, dan terjadi dimana-mana, penggunaan media massa, terutama sosial media (Facebook, Twitter, instagram) disuguhkan berbagai konten-konten, ada yang bernada edukasi, informasi, namun ada pula kanal-kanal media yang memuat konten-konten negativ.
Lewat kemajuan teknologi media massa, tersedia ruang ekspresi manusia secara bebas tanpa kenapa batas dan jarak. Inilah salah satu alasan kenapa media sangat sulit dikendalikan agar terhindar dari para pengguna-pengguna media yang kurang bertanggung jawab.
Banyak sekali peristiwa komunikasi terjadi akibat dari peran media massa sangat dinamis, tidak terikat oleh suatu regulasi yang kuat. Media massa ibarat suatu lingkungan baru bagi generasi Kids jaman now, yang dapat membentuk pemikiran, tindakan, dan pola hidup sebagai manusia moderen.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin lama, semakin sulit dikendalikan ini, butuh penanganan serius dari pemerintah. Tujianya adalah untuk mengantisipasi agar dampak globalisasi dan modernisasi tidak begitu saja menggilas kita tanpa ampun.
Untuk menanggapi dan menepis gejolak sosial yang timbul karena proses peran media massa yang kurang seimbang dengan nilai-nilai sosial, serta kerakteristik kebudayaan lokal.
Setuju atau tidak, indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Di tengah perjalanan dalam memperbaiki sistem pemerintahan secara demokratis, indonesia kerapkali dibenturkan dengan peran-peran media yang jauh dari keseimbangan. Seimbang yang saya maksud disini adalah, seimbang dalam pemberitaan, informasi, dan komunikasi.
Ada yang katakan bahawa, saat ini sangat sulit kita temukan media massa yang independen, justru realitas peran media cenderung menunjukkan ketundukan, setia terhadap suatu kekuasaan yang menghegemoni pasar media massa. Sehingga, kekuasaan begitu sangat mudah memperalat media sebagai alat dalam mempertahankan status quonya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Genap Satu Tahun, Lelaki Pemarah dan Suka Protes itu Kembali Untuk Selamanya

Pada tanggal 7 Desember 2015, Lahir dengan sempurna, menangis seperti bayi pada umunya, sebagai tanda ia telah datang di dunia setelah sekia...