Selamat Tinggal 2017

Bagi ku, engkau terlalu suci untuk disakiti, hingga aku tak tahu cara menyakitimu.

Aku hanya sekedar mengigatkan, bukankah kita bertemu dengan cara baik-baik, bukankah kita menjalani hubungan ini dengan penuh cinta kasih.

Lalu apa alasan mu, mengahiri hubungan kita seperti pertempuran sengit di jalur gaza. Sudihkah engkau melihat orang-orang berkumpul, bercanda ria ditengah cinta kita yang telah pupus karena ulahmu.

Aku tak akan tangisi cara kita berpisah, tapi yang ku sesali adalah engkau rela kumpulkan semua karya seni berbahan ledakan (PETASAN), lalu meledakkanya dilangit-langit indah, hingga asap-asap mengepul, mengepung cahaya bintang dan bulan yang sedang beradu memberi warna pada kehidupan.

Bunyi ledakan petasan saling menyahut di atas langit, puing-puing ledakan berserakan dimana-mana. Perpisahan ini benar-benar meninggalkan pilu, ini adalah wujud Perpisahan tak pantas dibanggakan 

Engkau harus sadar, perpisahan itu bagian dari hukum alam bagi kita. Pertemuan itu perkara kebutulan, sedangkan perpisahan adalah takdir. jangan engkau pertentangkan diantar dua hukum yang berbeda, niscaya kita temukan adalah kehancuran.

Tahukah engkau, tingkah mu semalam benar-benar membuat seluruh penghuni bumi ini dihujani perasaan kesal. Ledakan petasan mu itu telah membunkam teriakan histeris kaum yang melarat, seperti pengamen, pemulung, penghuni kolom jembatan.

Diwajahmu terlihat seperti dilanda asmara, ketika sukses mengundang separuh penghuni bumi, untuk menyaksikan ikrar perpisahan kita. Mereka berdesak-desakan hanya untuk melihat warna-warni langit hasil ledakan petasan.

Tahukah engkau, mereka para penghuni bumi yang hobi berjejal mengagumi dunia penuh palsu. Mereka adalah mahluk pemuja dunia-dunia hasil  rekayasa teknologi, mereka orang-orang yang sangat hobi berpesta pora diatas penderitaan orang lain.

Mereka adalah pemuja tuhan baru yang membenci hubungan kita. Dialah tuhan manusia moderen "MODERNISASI". Tak pernah ada karya humanistis yang ditorehkan demi kemajuan dunia, itulah orang-orang yang semalam engkau himpunkan.

Wahai tahun 2017, engkau belum pantas dikenang, selama ini engkau hanyalah waktu yang menyutradarai kehidupan ini penuh dengan dekapan cinta palsu. Penghuni bumi ini rela melepasmu dalam dekapan longgar, hingga engkau pergi begitu saja tanpa jejak.

Aku adalah 2018, aku adalah waktu yang dikirim oleh kedikdayaan tuhan dari langit-langit waktu. Meski aku Tahun 2018 belum begitu sempurna, namun aku tidak serupa dengan 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Genap Satu Tahun, Lelaki Pemarah dan Suka Protes itu Kembali Untuk Selamanya

Pada tanggal 7 Desember 2015, Lahir dengan sempurna, menangis seperti bayi pada umunya, sebagai tanda ia telah datang di dunia setelah sekia...