Sebuah Kota Yang Kejam

Salah satu fenomena perpindahan penduduk desa ke kota atau disebut dengan urbanisasi adalah karena kota mempunyai magnet sendiri. Selama ini dalam pikiran setiap orang bahwa kota itu sangat strategis untuk mencari hidup, bekerja, dan bahkan tempat mengubah nasib.
Jakarta misalnya, merupakan ibu kota negara indonesia. sampai saat ini masih menjadi target perburuan orang-orang daerah, bahkan dari desa datang mengadu nasib di jakarta. Wajar jika jakarta masuk kategori sebagai kota dengan padat penduduknya.
Kehidupan serba sulit, mencari uang dijakarta tidak mudah, ditambah lagi dengan karakter hidup jakarta yang acuh tak acuh "Siapa Kamu, siapa Aku", meskipun demikian, tak sedikit orang berhasil mengubah nasib menjadi baik berkat hidup di kota besar seperti jakarta.
Tiap tahun, biasanya tepat pada Hari Lebaran, orang-orang diluar kota jakarta kembali ke daerah, setelah itu  kembali dan mengajak keluarga mereka mengadu nasib dijakarta. Doktrin bahwa, hidup di jakarta tak ada yang instan, tapi tak sesulit yang dibayangkan.
Akhirnya, tiap tahun jakarta semakin mengalami kepadatan penduduk. Pemerintah pun seringkali kewalahan menghadapi situasi kota jakarta. Tak peduli, apapun resikonya penting hidup di ibu kota, bisa dapat makan tiap hari sudah sangat cukup buat mereka.
Tidak sukar, kita menemukan ada orang yang sangat kaya, hidup bermewahan, disisi lain tak jarang kita jumpai orang-orang yang hidupnya lebih memprihatinkan. Hidup miskin, jadi pemulung, pengamen, pengemis, tidur di Trotoar beralaskan Kardus. Hidup di tepi-tepi sungai, dibawah kolong jembatan.
Kota jakar


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Genap Satu Tahun, Lelaki Pemarah dan Suka Protes itu Kembali Untuk Selamanya

Pada tanggal 7 Desember 2015, Lahir dengan sempurna, menangis seperti bayi pada umunya, sebagai tanda ia telah datang di dunia setelah sekia...